Aku Yang Buat Skenario



Air laut mengalir dengan begitu tenang. Perahu yang mengapung di atasnya terbawa hanyut ke dalam keindahan yang takjub sekali di pandang oleh kedua mata yang berbinar ceria. Sepasang mulut kita yang terbalut senyuman dan suara tertawa kita yang sedang duduk di atas perahu kayu. Kamu mendayung dengan santai menikmati dan kepala ku tengah nyaman bersandar di pundak kanan mu.


Langit sore berwarna jingga, pantulannya tergambarkan ke dalam laut. Udara yang sejuk membuat aku dan kamu tidak ingin menepikan perahu ke darat. Begitu nyaman hingga aku dan kamu terpesona oleh keindahannya. Ribuan Kupu-kupu yang cantik dengan warna yang cerah itu menari-nari, terbang dengan indahnya menyatu bersama langit sore saat ini.


"Kupu-kupu itu menyukaimu." Ujar Niel, menatapku dengan tatapan mata terpesona. 


"Rasanya aku tidak ingin pulang, aku mau terus bersama denganmu, seperti ini. Tapi..." Ujar ku mengentikan ucapan ku.


"Tapi?." Niel penasaran dengan kelanjutan perkataan ku.


"Maksud ku waktu tidak memungkinkan, kerena sudah sangat sore." Ujar ku yang sebenarnya bukan itu yang ingin aku katakan dan tidak mungkin aku mengatakannya.


"Kalau gitu kita bisa pulang sekarang, aku tau kamu sudah lelah sejak pagi." Ujar Niel menepikan perahu dan mengulurkan tangannya agar aku tidak terjatuh ke dalam air laut yang mulai terasa dingin.


Aku dan kamu berjalan kaki melewati beberapa lampu-lampu jalan yang sinarnya menyoroti perjalanan kami. Aku merasa kagum dengan sebuah tangga yang begitu tinggi. Setiap anak tangga itu memiliki ukiran-ukiran indah dengan banyaknya lukisan berbentuk hati dan berwarna merah pekat. 


"Bukankah ini sangat indah?." Ujar Niel tersenyum ke arahku.


"Indah, karena kamu menjadi pelengkapnya." Ujar ku. Aku dan Niel berpelukan di tengah tangga dan lampu yang menjadi penerang.


"Niel?." Ujar seorang wanita yang memanggil nama kekasih ku. Wajah wanita yang begitu asing bagi Niel. Aku dan Niel melepaskan pelukan satu sama lain, menengok ke arah sumber suara itu berasal.


Seorang wanita berparas cantik, rambut terurai panjang berwarna coklat dan rok mini pink yang dikenakannya. Wanita itu tersenyum ke arah Niel, tatapan mata yang berbinar seperti sudah tidak bertemu lama. 


"Sudah kuduga itu kamu, aku Lea." Ujar Lea yang mendekat kepada Niel.


"Aku tidak mengenalmu, tolong jaga sikapmu dan pergilah!." Ketus Niel yang berkali-kali menepis Lea yang berkali-kali juga berusaha memeluk Niel.


"Kamu tidak pernah cerita soal Lea sama aku." Ujar ku cemburu.


"Karena aku tidak pernah mengenal orang ini." Ujar Niel. "Kita pulang saja, mungkin dia salah orang." Niel menarik tangan ku.


"Aku pacar kamu dan kamu tidak ingat?." Lea memisahkan tangan Niel yang sedang menggenggam tangan ku.


"Pacar? Aku rasa kamu sangat lancang!." Ujar ku.


"Kamu seharusnya tidak ada di antara aku dan Niel, jadi tolong kamu pergi!." Lea mendorong ku dan membuat ku hampir terjatuh dari tangga, jika Niel tidak dengan cepat menarik ku. 


"Ayo kita pergi dari sini!." Niel menarik tangan ku menjauh dari Lea. "aku minta maaf Nay soal kejadian tadi. tapi jujur, aku tidak kenal wanita itu." Ujar Niel memohon padaku.


"Aku rasa aku tidak tau harus percaya dengan siapa, aku perlu istirahat." Ujar ku. "Aku masuk dulu." Lanjut ku lagi dan masuk ke dalam rumah.


Aku melihat dari jendela rumah ku Niel menundukkan kepalanya dan tidak lama setelah Niel pergi meninggalkan rumah ku, Lea datang ke rumah ku. Aku keluar rumah dan menemuinya.


"Gimana, tadi skenario ku bagus tidak?." Ujar ku bahagia.


"Bagus banget dan aku rasa akting aku tidak kalah bagusnya." Ujar Lea.


"Iya deh iya, kamu paling hebat." Ujar ku memberi Lea pujian.


"Tapi, mau sampai kapan kamu buat skenario kaya gini?." Tanya Lea.


"Sampai skenario ini selesai dan aku berharap aku bisa menang dalam perlombaan. Aku bangga banget bisa nulis skenario dari kisah nyata." Ujar ku bahagia.


"Kisah nyata?!." Ujar Niel tiba-tiba muncul dibelakang Lea. Kehadirannya tidak aku dan Lea sadari, bahkan langkahan kakinya tidak terdengar.


"Nay, aku tidak tau kalau Niel akan datang tiba-tiba, bukannya di skenario tidak ada scene Niel datang?." Ujar Lea. "aku pergi dulu deh, Nay." Lea pergi meninggalkan aku dan Niel.


"Kamu udah atur semua ini, Nay?." Tanya Niel. "Kalau aku tidak kembali ke rumah mu lagi, mungkin aku tidak akan pernah tau semua hal ini." Ujar Niel dengan wajah kecewanya.


"Aku ingin ikut lomba dan aku ingin menulis Skenario dari kisah nyata." Ujar ku menjelaskan.


"Ini bukan kisah nyata, Nay. Kenyataannya itu tidak akan pernah ada Lea dan kamu yang mengatur semuanya. Kamu ingin aku seperti seorang laki-laki yang selingkuh di belakang kamu, begitu?." Niel sangat kecewa dengan Nayla.


"Aku minta maaf, tolong maaf in aku ya?." Aku berharap Niel mau memaafkan ku. 


"Aku mau kita berakhir disini, Nay!." Ketus Niel.


"Tidak, aku tidak mau kita berakhir kaya gini. Aku mengaku menyesal udah egois." Ujar ku memegang tangan Niel.


"Kamu egois Nay, apa kamu tidak sadar atau kamu memang tidak perduli dengan hubungan kita? Kamu mengatur tempat dan membuat pertengkaran, agar supaya skenario yang kamu tulis itu menarik." Ujar Niel.


"Aku bingung Niel, aku hanya ingin imajinasi ku yang ku tulis menjadi nyata." Ujar ku.


"Jadi, kamu ingin hubungan yang di dalamnya terdapat pertengkaran, perselingkuhan dan perpisahan?!." Ujar Niel tertawa dan menganggap semua ini adalah lelucon. "Kamu sebenarnya beneran cinta sama aku atau tidak?." Niel bertanya padaku.


"Maaf Niel." Ujar ku yang menundukkan kepala.


"Sial! Kamu benar-benar udah tidak waras, Nay. Kamu tau kan kalau aku tulus mencintaimu, tapi kamu tidak. Jadi untuk apa kisah ini Nay, hubungan ini memang harus berakhir dan hari ini aku kecewa sama kamu." Ketus Niel begitu kesal dengan Nayla. 


Aku hanya bisa terdiam ketika Niel pergi meninggalkan aku sendiri. Hujan dengan petir yang menggelegar menjadi selimut saat ini. Aku dengan semua rasa penyesalan yang baru aku rasakan. Hati ku terasa sakit dan aku tidak tahan dengan diriku yang bodoh ini. Aku begitu egois, Sampai aku tidak peduli dengan ketulusan dari Niel. Aku sudah membuatnya kecewa, akulah yang membuat hubungan ini berakhir. Tulisan-tulisan yang ku tulis sudah tidak ada artinya lagi, semua kata tidak akan pernah menjadi bermakna lagi. 



๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ

Allhamdulilah,aku sangat berterimakasih untuk semua support kalian, sampai cerpen Aku Yang Buat Skenario bisa meraih Juara Tebaik 4. Kritik kalian aku terima dan saran kalian juga di kolom komentar, terimakasih ๐Ÿ™๐Ÿป












Komentar

Postingan populer