The Bag Is My Head



 I am the space that you will always fill


....


Reruntuhan hati dengan kaki yang patah berkali-kali, akibat gumpalan permasalahan yang bercampur menjadi satu di dalam ruang pikiran. Semua perspektif ku lah yang menjadikan beban. Terlalu membebani ku jika terus dilanjutkan, mungkin akan menggerogoti ku karena begitu kelelahan memikirkan semuanya. 


"Aku merasa lelah dengan semua isi pikiran ku, aku sudah capek akan hal ini semua. Tidak bisakah ku kosongkan saja isi kepala ku?" Yeslin selalu menggerutu terhadap hal-hal yang selama ini hinggap didalam isi kepalanya. Segudang persoalan yang begitu payah untuk dipertahankan.


Kedua mata Yeslin menatap tas ransel pink berbahan kulit miliknya. Melirik ke kiri kanan melihat perlengkapan yang akan diisinya kedalam tas ransel buatan lokal hadiah dari seorang lelaki tua yang selalu diucapnya dengan panggilan 'Kakek'. 


"Semua rumit, aku pusing memikirkan banyak masalah yang aku hadapi dan sekarang aku juga kewalahan dengan semua perlengkapan ini" Yeslin merombak semua isi tasnya kembali. 


"Sedang apa kamu Yeslin? Kenapa tas terlalu padat? Apa saja yang kamu isi?" 


"Aku menaruh semua barang-barang ku kedalam tas ini, tapi tidak muat. Aku bingung sekali kakek, apa di usia ku ini sebuah keharusan untuk menerima segala masalah? Sepertinya lebih enak menjadi anak kecil saja." Yeslin mulai putus asa dan duduk di sudut tempat tidur dalam kamarnya.


"Siapa bilang menjadi anak kecil itu sebuah hal yang menyenangkan? Kamu hanya melihatnya ketika mereka tertawa saja sambil bermain. Tapi kamu perlu tau bahwa mereka sebetulnya sedang merasakan lelah, hanya saja anak-anak kecil itu tidak tau harus mengambarkan perasaan mereka dengan kata apa." 


"Aku lelah kakek, ada begitu banyak masalah dalam hidupku. Masalah besar yang menjadi memuncak dan masalah kecil yang menjadi melebar. Semua hal itu harus kubawa kemanapun aku pergi". Yeslin terlihat putus semangat dan mengeluh kepada sang kakek.


"Yeslin coba kosongkan tas itu, jangan biarkan tas itu terisi dengan barang-barang milikmu!". Kakek memberikan perintah pada Yeslin dan Yeslin melakukan nya dengan amat Bingung, sebenarnya apa yang kakek akan lakukan.


"Sudah ku kosongkan kek, jadi apa selanjutnya?".


"Perhatikan tas itu, anggap saja tas itu adalah pikiran mu yang kosong tanpa masalah, apa terlihat bagus? Apa fungsi tas itu masih ada?". Sepasang mataku menatap tas tersebut, memperhatikan nya dengan benar. 


"Semua beban menjadi hilang kek, tapi tas itu jadi tidak memiliki fungsi lagi". 


"Benar sekali, bahwa dalam hidup selalu akan ada masalah yang memberikan kita pengalaman dan jangan jadikan penyesalan. Yang menjadi beban adalah penempatan nya yang tidak sesuai dengan situasi nya." Kakek menjelaskan maksud dari semuanya kepada Yeslin.

"Sekarang coba ambil tas mu satu lagi yang ada di lemari dan letakkan di atas tempat tidur". Lanjut kakek lagi memberikan perintah. 


Kini terdapat 2 tas ransel di atas tempat tidur Yeslin. Yeslin terlihat tidak mengerti dengan maksud kakek kali ini. Apa yang akan kakek perintah selanjutnya kali ini?


"Kamu akan kemana hari ini, Yeslin?". Kakek bertanya pada Yeslin yang sedari tadi kebingungan.


"Aku akan pergi ke kampus, kakek". 


"Coba kamu masukkan buku, pulpen, laptop kedalam tas ransel yang pertama". 


"Kali ini apa lagi kakek?"


"Lakukan dulu apa yang kakek minta tadi Yeslin".


"Baiklah aku lakukan". Yeslin memasukkan semua perlengkapan yang kakek minta ke dalam tas ransel pertama.


"Coba kamu ingat dengan baik isi tas ransel pertama itu. Lalu, kemudian kamu keluarkan kembali isi yang ada didalam tas pertama itu".


"Kakek minta aku masukkan ,lalu kakek minta aku keluarkan lagi? Yeslin tidak mengerti maksud kakek kali ini". 


"Cucu kakek protes melulu dari tadi, cepat keluarkan dulu yang kakek minta". 


"Sudah, sudah aku keluarkan, kakek".


"Masukkan laptop, buku, pulpen, baju, sepatu, dan tas make up kedalam tas ransel kedua".


"Apa? Kakek ini tidak akan cukup, kakek lihat deh aku sudah masukkan, tapi tidak bisa tertutup. Kalau aku paksakan tas ku bisa rusak."


"Kamu sudah tau kesimpulannya kan Yeslin?". Kakek bertanya pada Yeslin sambil tersenyum.


"Tau apa kakek, aku bingung dengan maksud kakek". 


"Pikiran mu tidak mampu menampung semua beban sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Kalau kamu paksakan, maka mental mu akan hancur, rusak dan kamu akan jatuh sakit". 


"Jadi, aku harus menempatkan masalah ku pada situasi yang tepat, kek?".


"Betul sekali cucu ku, seperti tas ini contohnya. Tas ibarat kepala mu dan semua perlengkapan ini adalah isi kepala mu. Bawa sesuatu yang berguna saja ke kampus, jangan membawa hal yang tidak seharusnya kamu bawa."


"Sekarang aku mengerti berkat kakek. Manusia mempunyai pikiran dan segala isinya. Makhluk bernafas mempunyai masalah yang tertampung dalam pikiran. Jangan bawa masalah ke tempat yang bukan seharusnya."


"Kamu benar Yeslin, kalau kamu ada masalah di kampus, maka selesaikan masalah itu di kampus dan jangan bawa masalah itu ke tempat lain karena akan menggangu mu dan membuat kamu tidak fokus pada apa yang kamu lakukan." 


"Kakek ini adalah pelajaran yang sangat berharga buat aku, Aku sangat berterimakasih pada kakek, Yeslin sayang kakek." 


Yeslin begitu bahagia dan memeluk sang kakek. Senyuman bulan sabit dan mata nya bersinar bahagia seperti cerahnya langit pagi dengan membawa kesejukan.


Tas adalah kepala yang terisi oleh perlengkapan yang disebut masalah dalam isi kepala. Biarkanlah terisi, karena kamu akan mendapatkan begitu banyak pelajaran dari semua beban yang sudah kamu bawa dan berhasil di lewati. 


๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Allhamdulilah,aku sangat berterimakasih untuk semua support kalian, sampai cerpen The Bag Is My Head  bisa meraih Juara 3. Kritik kalian aku terima dan saran kalian juga di kolom komentar, terimakasih ๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ™๐Ÿป



Komentar

Postingan populer