Sepasang Bintang

 


Gambar



What's the point of seeing the stars shine, if you're not here? 


•••


Kamar itu tidak terlihat besar, ruangan dengan dua tempat tidur mungil dan lemari kaca di sudut kiri. Lihatlah rungan itu penuh dengan suara tawa dan lompatan bernada di atas tempat tidur. 

Wow menakjubkan sekali, lihatlah langit-langit kamar itu di penuhi banyaknya tempelan bintang yang bersinar dibantu dengan Lampu tidur kecil yang memancarkan cahaya berwarna biru galaxy. Sangat indah dan seperti nyata, serasa sedang berada di atas langit dan diselimuti oleh terangnya pantulan bintang. 

"Spektakuler, aku menyukainya. Indah sekali bisa melihat bintang dari dekat, apa kaka bisa meraih bintang itu untukku?" Ujar Ziva yang memampangkan Tatapan mata anak anjing, sungguh mengemaskan. 

"Aku terlalu pendek untuk memetik bintang itu Ziva" Merly terus mencoba berjinjit dan melompat, berharap ada satu bintang yang berhasil ia raih. 

"Aduh bagaimana ini, kita sudah berkali-kali dan hasilnya tidak ada satupun yang berhasil. Aku tidak sabar menjadi dewasa bersama kakak, jika kita tinggi kita akan memetik bintang itu bersama-sama". Ziva terkekeh bahagia. 

" Kaka janji akan membawa satu bintang untuk diberikan padamu Ziva, tunggulah itu tidak akan lama lagi" Merly merangkul Ziva, adiknya yang paling ia sayangi. 

Seketika Bunda datang ke kamar merly dan Ziva. "BUNDA!" Mereka langsung berlari ke arah Bunda dan memeluk nya di sisi kanan dan kiri. Saling merangkul dan menyayangi, terlihat begitu jelas kasih sayang yang diberikan untuk kedua anaknya. Ziva yang kelas 2 SD dan Merly kelas 6 SD. 

"Bunda kak Merly payah tidak bisa mengambil bintang untuk ku, kak merly tidak tinggi dan aku pun juga pendek, Bunda" Ziva selalu saja terlihat lucu dengan selalu mengadu tentang Merly yang tidak bisa memetik satu pun bintang untuknya. 

"Kalian tidak perlu memetik bintang, karena kalian sudah menjadi bintang. Sepasang bintang yang bunda sayangi, Merly dan Ziva. Jadi sekarang bintang-bintang bunda kalian harus tidur besok sekolah". Bunda mengiringi mereka ke tempat tidur masing-masing dan kemudian menutup pintu kamar kembali. 

" Kakak aku tidak bisa tidur" Ziva menatap langit-langit ruangan. 

"Kaka ceritakan sebuah dongeng ya supaya kamu bisa tertidur".

" Ceritakan lah kak, aku ingin mendengarnya". Merly berjalan mendekati sisi tempat tidur Ziva dan duduk di samping Ziva. Mengelus rambut Ziva dan bercerita tentang seorang laki-laki tidak berkecukupan yang memiliki sifat seperti seorang pangeran, yaitu Suka menolong, pemberani dan selalu berkata jujur. 

"Aku ingin segera menemui laki-laki itu di sekolah, dia seperti pangeran yang kaka ceritakan sekarang". Ujar Ziva yang kemudian memejamkan matanya tertidur. 

Pada besok harinya, Pagi yang muncul bertugas bergantian dengan malam, dan burung-burung mulai berkicau di udara, terbang mengepakkan sayapnya yang indah. Mencapai langit dengan nyanyian yang mengiringi nya terbang. 

Sepasang bintang (Merly dan Ziva) berada di depan gerbang sekolah SD berjalan menikmati menghirup angin pagi yang menyegarkan. 

"Ziva itu Ibrahim, bukankah kamu bilang menyukainya? Dia teman sekelas ku dan akan aku sampaikan padanya bahwa kamu menyukai nya" Ujar Merly mengolok-olok Ziva. Pipi Ziva menjadi merah jambu, tersipu malu dan selalu mengelak ucapan kaka nya itu. 

"Aku tidak menyukainya, hanya mengagumi nya dan aku akan bilang padanya disaat yang tepat". Ziva berlari menuju kelasnya sembari menyembunyikan rasa malunya. 

" Hati-hati, jangan malu-malu gitu! " Teriak Merly. 


Lonceng sekolah pun berbunyi yang berarti waktu pulang telah tiba. Semua murid belomba-lomba keluar kelas. Berlari-lari saling mendahului yang lainnya. 

"KAKAK!" Ziva berteriak histeris melihat kakaknya terjatuh berguling-guling di tangga tepat depan matanya. Ziva juga melihat kejadian itu karena Ibrahim, cowok yang Ziva sukai berlari di tanga dan tidak sengaja mendorong Merly yang sedang turun juga menuju Ziva. 

Ziva menangis dan terus memangil nama kakak nya. Semua murid Mengerubuni mereka berdua, sedangkan Ibrahim terlihat gemetar ketakutan. Guru-guru tiba-tiba datang dan membawa Merly langsung ke rumah sakit, membopong Merly yang berdarah-darah di kepala. Darah yang berderai terus menerus. 

Di Rumah Sakit Ziva terus menangis disebelah kaka nya yang sudah ditangani dokter. Kepala Merly yang terbalut perban, tubuh yang terbaring dan mata yang belum terbuka. Merly dinyatakan Koma oleh dokter. 


Bunda Sepasang Bintang terus-menerus menangis dan marah kepada Orang tua Ibrahim di luar ruangan. Betapa hancurnya perasaan Bunda yang harus melihat anaknya Merly terbaring koma. 

"Anda bisa lihat sendiri kan anak saya sedang koma dan semua itu karena kecerobohan anak anda". Bunda terus menunjuk kesal kepada Ibu Ibrahim. 

" Anak saya sudah bilang permisi dan anak kamu yang tidak mendengar". Ibu Ibrahim terus saja membela anaknya dan pergi meninggalkan bunda Merly dan Ziva sendiri tanpa adanya rasa bersalah. 

"Bunda, kak Merly kesakitan, cepatlah bunda minta kakak bangun. Sebentar lagi sudah malam dan aku ingin memetik bintang bersamanya lagi" Ziva merintih memeluk bunda nya yang tidak bisa berkata apapun, terus menangis. 

4 Hari sudah berlalu, berganti hari dan waktu yang berbeda. Tetapi kabar tidak juga berganti, Merly masih belum bangun dari tidur nya yang begitu panjang. Ziva duduk di taman depan sekolahnya sembari menunggu bunda. Mengeluarkan buku dengan cover depan bintang, menuliskan surat untuk ia berikan pada sang kakak, berharap akan segera dibalas. 

Isi surat :

Kakak aku rindu kakak, cepat sembuh dan tidur nya jangan lama-lama. Udah lama banget kita engga lomba memetik bintang di kamar, aku kangen kak. I love you kak. Rasanya percuma saja melihat bintang yang bersinar, jika tidak ada kakak. Merly love Ziva. 

 "Ziva, mari kita ke rumah sakit" Bunda datang menjemput Ziva di sekolah. Ziva langsung melipat surat yang telah ia tulis tadi dan bergegas ke rumah sakit bersama bunda. 

Sampainya di rumah sakit Ziva menaruh surat itu di atas meja dan pulpen gambar bintang milik Merly. 

Pada malam harinya ketika Bunda sedang mengantar Ziva pulang, Tiba-tiba Merly sadar dari koma nya yang panjang, dengan tubuh yang masih lemas dan mata yang masih samar-samar. Merly melihat selembar kertas di atas meja. Kemudian dia membaca nya dan tersenyum. Merly membalas surat tersebut dan terjatuh kembali di tempat tidur. Semua menjadi gelap dan hening. 

"Selamat malam bun, saya harus beri tau kalau anak ibu Merly sudah meninggal". Ujar dokter. Sontak Bunda dan Ziva langsung pergi menuju rumah sakit, sepanjang koridor mereka menangis tersedu-sedu. Mendobrak pintu kamar dan mendekap erat Merly, tidak percaya bahwa secepat ini anaknya pergi. 

Tidak lama kemudian Ibrahim datang bersama ibunya di samping nya. Kedatangan Ibrahim untuk pamit kepada Merly yang sebelumnya tidak tau bahwa Merly sudah meninggal. 

"Untuk apa kamu kesini? Kemari kamu dimana dan kenapa baru sekarang?" Ziva membentak Ibrahim dengan air mata yang membasahi pipinya. 

"Maaf aku baru datang, aku ingin pamit" Ibrahim menundukkan kepalanya. 

"Aku berharap kamu itu pangeran aku. tapi aku salah, seorang pangeran tidak akan membuat kakak ku terjatuh dan pergi untuk selamanya. Kamu sudah menghilangkan satu bintang dan meredupkan keceriaan bintang yang lainnya". Ziva terlihat begitu kecewa dan amarah yang tidak bisa dikendalikan lagi, betapa pedihnya yang sedang dirasakannya. Harus kehilangan kakak yang paling ia cintai dan janji untuk mengambil bintang bersama-sama sudah terbuang sia-sia. 

Ziva menoleh kearah surat yang diberikannya pada kakak nya itu. 

"Bunda, lihatlah kakak membalas surat ku". Ziva menunjukkan surat itu pada bunda dan membacanya. 

Di balik kertas itu ada balasan surat Ziva, Merly sendirilah yang menulisnya. 

Aku sudah berjanji padamu memetik kan bintang untukmu, tunggulah akan aku bawa kepadamu. 

Bunda dan Ziva menyadari bahwa sebelumnya Merly sempat sadar dan membalas surat yang Ziva berikan. Hingga akhirnya Merly pergi untuk memetik kan Ziva bintang. Bunda langsung mendekap Ziva dengan erat. Bunda menjelaskan kepada Ziva bahwa Merly pergi menuju bintang yang paling terang dan langit yang paling nyaman. 



••••

Hai semua, sejujurnya aku seneng banget hari ini, kenapa? Karena naskah cerpen 'Sepasang Bintang' berhasil menang Juara 4 atau Juara Harapan 1. Aku bersyukur sekali dengan kerja keras ku selama ini dan tentu nya dukungan kalian dengan selalu membaca Cerita-cerita ku, komentar kalian juga yang memberikan ku semangat selalu, Terima kasih, beribu Terima kasih 🤍🤍. Aku masih terus belajar untuk tetap berharap bisa ikut lomba lagi dan menang juara 1. Terima kasih semua, love you,🤍🤍🙏🏻🙏🏻.


Komentar

Postingan populer